Selasa, 13 Januari 2009

Karakter Pahlawan Dalam Al Quran

Bila kita mendengar kata pahlawan, maka yang tergambar dalam pikiran kita adalah seseorang pemberani, pejuang, dan berjasa bagi suatu komunitas bangsa. Tidak boleh ada karakter negatif pada seorang pahlawan. Setiap bangsa dan setiap ummat senantiasa membutuhkan sosok pahlawan. Pepatah mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai jasa para pahlawan, dan mampu melanjutkan perjuangan para pahlawan tersebut.

Di sisi lain, status kepahlawanan seseorang tergantung dari sudut pandang suatu komunitas terhadap sosok tersebut. Seseorang dipandang sebagai pahlawan oleh suatu komunitas, tetapi komunitas lainnya memandang orang tersebut sebagai pengkhianat atau pemberontak. Misalnya sosok Pangeran Diponegoro. Dalam tinjauan bangsa Indonesia, Pangeran Diponegoro adalah seorang pejuang dan pahlawan yang memperjuangkan terusirnya penjajah dari tanah air. Sebaliknya, dalam tinjauan pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, Pangeran Diponegoro adalah seorang pemberontak, sehingga harus ditumpas. Dalam pandangan masyarakat Palestina, para aktivis HAMAS di Palestina adalah para pejuang yang memperjuangkan terbebasnya Palestina dari cengkeraman Israel. Sebaliknya, aktivis HAMAS dalam pandangan Israel adalah para teroris yang harus diperangi. Demikianlah, perbedaan sudut pandang dan kepentingan antar komunitas menyebabkan perbedaan penilaian terhadap status seseorang atau suatu kelompok.

Sebagai seorang muslim, kita tentu berharap dan berupaya menjadi pahlawan dalam pandangan Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, kita perlu memahami bagaimana karakter pahlawan dalam pandangan Islam. Pada tulisan ini, akan dipaparkan karakter pahlawan dalam Al Quran. Penulis mendapatkan materi ini dari taushiyah Ustadz Abdul Aziz Abdur Rauf dalam acara MABIT di Masjid Telkom, Jln. Supratman Bandung, pada Sabtu malam Ahad, tanggal 22 Nopember 2008.

Dalam Al Quran, istilah yang digunakan untuk para pendukung kebenaran, para kesatria atau pahlawan (dalam istilah sekarang) adalah rajul. Secara bahasa rajul berarti seorang laki-laki. Bentuk ganda (mutsanna) dari rajul adalah rajula-ni, sedang bentuk jamaknya adalah rija-l. Para rijal ini ada pada setiap zaman, baik pada setelah Rasulullah Muhammad SAW diutus, maupun pada ummat-ummat terdahulu.
Keterangan: Penulisan rija-l menunjukkan bahwa suku kata ”ja” pada rija-l merupakan bacaan panjang (mad).

Bila kita mengkaji Al Quran, karakter rijal dapat ditemukan pada beberapa surat dalam Al Quran. Ciri-ciri (karakteristik) para rijal yang disebutkan dalam Al Quran adalah:
1) Menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah (untuk berjihad di jalan Alloh).
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Artinya : Di antara orang-orang mukmin itu ada rijal, yaitu orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu(**) dan mereka tidak merobah (janjinya) (Al Quran surat Al Ahzab [33]: 23).
Keterangan: (**) Maksudnya menunggu apa yang telah Allah janjikan kepadanya.


2) Mendukung kebenaran, dan berani mengingatkan penguasa tiran.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala mengisahkan rijal pada masa Firaun melalui firman-Nya:

Artinya: Dan seorang rajul yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena Dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah, padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu". Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta (Al quran surat Al Mu’min [40]: 28).

3) Takut kepada Alloh, dan mengingatkan kaumnya untuk berjihad di jalan Alloh. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mengisahkan rijal pada masa Bani Israil melalui firman-Nya:

Artinya: “berkatalah rajulani (dua rajul) diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman" (Al Quran surat Al Maidah [5]: 23).


4) Para rijal senantiasa mengingat Alloh, mendirikan shalat, mununaikan zakat, dan mereka tidak dilalaikan oleh perniagaan dunia.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Artinya: “ Rijal yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang” (Al Quran surat An Nur [24]: 37).


5) Mensucikan diri dan memakmurkan masjid.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Artinya: janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada rijal yang ingin membersihkan diri. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih” (Al Quran surat At Taubah [9]: 108).


6) Memberikan saran yang baik kepada utusan Alloh demi tegaknya agama Alloh. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mengisahkan kisah seorang rajul di kalangan ummat Nabi Musa melalui firman-Nya:

Artinya: “Dan datanglah seorang rajul dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: "Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu" (Al Quran surat Al Qashash [28]: 20).


7) Mengingatkan kaumnya untuk menginguti agama Alloh. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mengisahkan rijal pada masa Bani Israil melalui firman-Nya:

Artinya: “Dan datanglah dari ujung kota, seorang rajul dengan bergegas-gegas ia berkata: "Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu" (Al Quran surat Yasin [36]: 20).

Demikianlah beberapa karakteristik rijal (pahlawan) dalam Al Quran. Semoga kita dapat meneladani karakter para rijal tersebut.

Ya Alloh, jadikanlah kami rijal yang berjuang di jalan-Mu...
Berikanlah pertolongan kepada para rijal, para pejuang, yang saat ini sedang berjuang di bumi Palestina, juga di belahan bumi yang lain.

Bandung, Jawa Barat
Selasa, 13 Januari 2009 (16 Muharram 1430 H)