Selasa, 23 September 2008

Beberapa Pelajaran Tentang Hari Akhir Berdasarkan Al Quran Juz 30

Keimanan dalam Islam terdiri dari enam pilar (rukun), yaitu iman kepada Alloh, malaikat, kitab Alloh, Rasul Alloh, hari akhir, dan iman kepada taqdir Alloh. Iman kepada hari akhir menjadi kontrol bagi seorang mukmin (insan yang beriman) dalam melakukan aktivitas-aktivitasnya dalam kehidupan dunia. Seorang mukmin hanya akan memilih aktivitas yang mempunyai dampak baik bagi kehidupannya kelak pada hari akhir. Sebaliknya, tanpa adanya keimanan terhadap hari akhir, manusia akan berbuat menuruti kehendak hawa nafsunya, tidak mempedulikan apakah perbuatan tersebut baik atau buruk.

Berikut penulis memberikan paparan tentang beberapa pelajaran tentang hari akhir, yang dapat dipetik dari Al Quran juz ke-30. Banyaknya ayat Al Quran pada juz ke-30 yang menegaskan hari akhir menunjukkan bahwa hari akhir merupakan suatu kepastian. Dengan demikian, kita harus meningkatkan keimanan dan amal shalih, sehingga pada hari akhir kelak, kita akan mendapatkan balasan yang baik dari Alloh Subhanahu wa ta’ala.

Penegasan berupa sumpah dari Alloh Subhanahu wa ta’ala tentang hari akhir

  • Alloh Subhanahu wa ta’ala bersumpah dengan para malaikat, baik malaikat yang mencabut nyawa dengan keras, dengan lemah lembut, malaikat yang turun dari langit, malaikat yang mendahului dengan kencang, dan malaikat yang mengatur urusan dunia tentang datangnya hari akhir (An Nazi’at [79]: 1 – 5).

Ketetapan tentang hari akhir

  • Hari akhir (hari keputusan) merupakan waktu yang telah ditetapkan oleh Alloh (An Naba [78]: 17).
  • Hari akhir merupakan hari yang pasti tejadi (An Naba [78]: 39).
  • Rasulullah SAW pun tidak dapat menyebutkan kapan waktu terjadinya hari akhir (An Nazi’at [79]: 43).
  • Hanya Alloh Subhanahu wa ta’ala yang mengetahui kapan terjadinya hari akhir (An Naziat [79]: 44).

Tugas Rasulullah SAW yang berhubungan dengan hari akhir

  • Rasulullah SAW sebagai pemberi peringatan kepada manusia tentang adanya hari akhir (An Nazi’at [79]: 45).
  • Rasulullah SAW diperintahkan memberi peringatan berupa ancaman siksa yang pedih bagi orang – orang yang tidak mau beriman (Al Insyiqaq [84]: 24).

Sebutan untuk hari akhir, karakteristik hari akhir

  • Hari dinampakkan semua rahasia (Ath Thariq [86]: 9).
  • Malapetaka yang sangat besar (An Nazi’at [79]: 34).
  • Suara yang memekakkan (‘Abasa [80]: 33).
  • Hari pembalasan (‘Al Infithar [82]: 18).
  • Hari pembalasan (Al Ghasyiyah [88]: 1).
  • Hari kiamat (Al Qori'ah [101] : 1)

Sikap orang – orang kafir tentang hari akhir

  • Orang-orang kafir memperselisihkan tentang hari berbangkit (An Naba [78] : 4).
  • Orang – orang kafir menanyakan kapan terjadinya hari akhir (hari berbangkit) (An Nazi’at [79]: 42).
  • Orang – orang yang curang, yang senang mengurangi takaran, orang – orang kafir, orang – orang durhaka tidak meyakini bahwa mereka akan dibangkitkan pada hari akhir (Al Muthoffifin [83]: 1 – 4).

Kejadian –kejadian yang menggambarkan kedahsyatan hari akhir

  • Di bukanya langit, sehingga terdapat beberapa pintu (An Naba [78] : 19).
  • Gunung – gunung dijalankan, sehingga menjadi fatamorgana (An Naba [78] : 20).
  • Ruh (malaikat Jibril) dan para malaikat berdiri bershaf – shaf Tidak ada yang berkata – kata kecuali yang telah diizinkan oleh Alloh, dan dia mengucapkan perkataan yang benar (An Naba [78] : 38).
  • Tiupan pertama mengguncangkan alam semesta. Tiupan pertama diiringi tiupan kedua (An Nazi’at [79]: 6 – 7).
  • Dengan sekali tiupan, manusia yang telah mati, hidup kembali (An Naziat [79]: 13 – 14).
  • Datangnya hari akhir disertai dengan suara yang memekakkan (‘Abasa [80]: 33).
  • Matahari digulung, bintang – bintang berjatuhan, gunung – gunung dihancurkan, binatang – binatang liar dikumpulkan, lautan dipanaskan, ruh – ruh dipertemukan dengan tubuh, bayi – bayi perempuan yang dikubur hidup – hidup ditanya tentang penyebab mereka dibunuh, catatan amal manusia dibuka, langit – langit dilenyapkan, neraka Jahim dinyalakan, dan surga didekatkan (At Takwir [81]: 1 – 13).
  • Langit terbelah, bintang – bintang jatuh berserakan dan kuburan – kuburan (penghuni kubur) dibangkitkan kembali (Al Infithar [82]: 1 – 4).
  • Manusia berdiri menghadap Alloh (Al Muthoffifin [83]: 6).
  • Langit terbelah, bumi diratakan, bumi memuntahkan isinya sehingga menjadi kosong karena langit dan bumi patuh kepada Alloh (Al Insyiqaq [84]: 1 – 5).
  • Bumi diguncangkan. Alloh datang, sedang malaikat berbaris - baris (Al Fajr [89]: 21 – 22).
  • Bumi diguncangkan dengan dahsyat. Bumi mengeluarkan beban – beban berat yang dikandungnya. Bumi menceritakan beritanya (Al Zalzalah [99]: 1- 4).
  • Manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam – macam (Al Zalzalah [99]: 6).
  • Manusia seperti anai – anai yang bertebaran (Al Qariah [101]: 4).
  • Gunung – gunung seperti bulu yang dihambur – hamburkan (Al Qari’ah [101]: 5).

Paniknya manusia ketika hari akhir

  • Manusia lari dari saudaranya, ibu – bapaknya, istri dan anak – anaknya (‘Abasa [80]: 34 – 36).
  • Manusia sibuk dengan urusannya sendiri – sendiri (‘Abasa [80]: 37).

Pada hari akhir, manusia teringat amal perbuatannya ketika di dunia dan manusia diperlihatkan balasan perbuatannya

  • Manusia mengetahui semua amal perbuatannya ketika masih hidup di dunia (An Naba [78]: 40).
  • Manusia teringat apa yang telah dikerjakannya (An Nazi’at [79]: 35).
  • Tiap – tiap jiwa mengetahui amal yang telah dikerjakannya (At Takwir [81]: 14).
  • Tiap – tiap jiwa mengetahui apa yang telah dikerjakan dan dilalaikannya (Al Infithar [82]: 5).
  • Manusia teringat akan neraka Jahannam. (Al Fajr [89]: 23).
  • Manusia diperlihatkan balasan perbuatannya, perbuatan baik maupun perbuatan buruk (Al Zalzalah [99]: 6 – 8).

Balasan bagi orang – orang kafir, orang – orang yang tidak beriman

  • Dimasukkan ke neraka Jahannam. Mereka tinggal berabad – abad di dalamnya, tidak merasakan kesejukan sedikit pun. Mereka diberi minum dari air mendidih dan nanah.(An Naba [78]: 22 – 25).
  • Siksa jahannam selalu bertambah (An Naba [78]: 30).
  • Orang – orang yang melampaui batas dan mementingkan kehidupan dunia akan ditempatkan di neraka Jahim (An Nazi’at [79]: 37 – 39).
  • Orang – orang kafir wajahnya tertutup debu dan diliputi kegelapan (‘Abasa [80]: 40 – 42).
  • Orang – orang yang durhaka berada di dalam neraka Jahim. Mereka tidak dapat keluar dari neraka itu (Al Infithar [82]: 14 – 16).
  • Orang – orang yang mendustakan ayat – ayat Alloh, akan terhalang dari melihat Alloh pada hari akhir, kemudian mereka dimasukkan ke dalam neraka, sebagai siksa terhadap ayat – ayat Alloh yang mereka dustakan (Al Muthoffifin [83]: 15 – 17).
  • Orang – orang kafir akan ditertawakan oleh orang – orang yang beriman pada hari akhir, sebagai balasan terhadap perbuatan mereka ketika hidup di dunia (Al Muthoffifin [83]: 35 – 36).
  • Orang – orang durhaka, orang – orang yang meyakini bahwa mereka tidak akan kembali menghadap Alloh, mereka menerima kitabnya dari belakang. Mereka masuk ke dalam neraka yang apinya menyala – nyala (Al Insyiqaq [84]: 10 – 14).
  • Orang – orang kafir akan memasuki neraka, api yang besar. Mereka tidak mati dan tidak pula hidup di dalam neraka (Al A’la[87]: 12 – 13).
  • Wajah orang – orang kafir tunduk terhina lagi kepayahan. Mereka dimasukkan ke dalam neraka, api yang sangat panas. Mereka diberi minum dengan air yang sangat panas. Mereka diberi makan dari duri, makanan yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar (Al Ghasyiyyah [88]: 2 – 7).
  • Orang – orang kafir menyesal, sekiranya mereka mengerjakan amal shalih ketika mereka hidup di dunia (Al Fajr [89]: 24).
  • Orang – orang yang kufur kepada ayat – ayat Alloh, mereka berada di dalam neraka yang ditutup rapat (Al Balad [90]: 19 – 20).
  • Orang – orang yang mendustakan ayat – ayat Alloh dan berpaling dari kebenaran akan masuk ke dalam neraka (Al Lail [92]: 15 – 16).
  • Orang – orang kafir, ahli kitab, orang – orang musyrik akan masuk ke neraka Jahannam. Mereka kekal di dalamnya. Mereka adalah seburuk – buruk makhluk (Al Bayyinah [99]: 6).
  • Orang – orang yang ringan timbangan kebaikannya, akan dimasukkan ke dalam neraka Hawiyah, yaitu air yang sangat panas (Al Qori’ah [101]: 8 – 11).
  • Orang – orang yang bermegah –megahan, lalai dari peringatan Alloh, akan dimintai pertanggungjawaban dan akan dimasukkan ke neraka Jahim (At Takatsur [102]: 1 – 8).
  • Para pengumpat, orang yang senang menumpuk harta dan mengira bahwa harta itu akan mengekalkan kehidupan mereka, akan di masukkan ke neraka (huthomah). Api neraka akan menjulang ke hati, dan ditutup rapat atas para penghuninya. Penghuni neraka akan diikat pada tiang – tiang yang panjang (Al Humazah [104]: 1 – 9).
  • Abu Lahab dan istrinya akan dimasukkan ke neraka yang apinya bergejolak (Al Lahab [111]: 3 – 4).

Balasan bagi orang yang bertaqwa para hari akhir

  • Orang – orang bertaqwa mendapatkan kemenangan, kebun – kebun, buah anggur, gadis – gadis sebaya, dan gelas – gelas berisi minuman (An Naba [78]: 31 – 34).
  • Tidak mendengar perkataan yang sia – sia dan tidak mendengarkan perkataan dusta (An Naba [78]: 35).
  • Orang – orang yang takut kepada Alloh dan menahan hawa nafsu akan ditempatkan di surga (An Naziat [79]: 40 – 41).
  • Orang – orang beriman wajahnya berseri – seri, tertawa dan gembira (‘Abasa [80]: 38 – 39).
  • Orang – orang yang banyak berbuat kebaikan akan berada di dalam surga yang penuh kenikmatan (Al Infithar [82]: 13).
  • Orang – orang yang banyak berbuat kebaikan akan berada di dalam surga yang penuh dengan kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamr murni yang dilak tempatnya dengan kesturi. Campuran khamr murni itu adalah tasnim, yaitu mata air minum untuk muqarrabun (orang – orang yang mendekatkan diri kepada Alloh) (Al Muthoffitin [83]: 22 – 28).
  • Wajah orang – orang beriman berseri – seri. Mereka dimasukkan ke dalam surga yang tinggi. Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia – sia. Di dalamnya ada mata air yang mengalir, tahta – tahta yang ditinggikan, gelas – gelas yang didekatkan, bantal – bantal sandaran yang tersusun, dan permadani – permadani yang terhampar (Al Ghasyiyyah [88]: 8 – 16).
  • Orang – orang yang sempurna imannya, kembali kepada Alloh dengan ridha dan diridhai oleh Alloh. Mereka dimasukkan ke dalam golongan hamba – hamba Alloh. Mereka dimasukkan ke dalam surga (Al Fajr [89]: 26 – 30).
  • Orang – orang yang bertaqwa, kelak akan ridla (Al Lail [92]: 21).
  • Orang – orang yang beriman dan beramal shalih akan dibalas dengan surga, yang mengalir di bawahnya sungai – sungai. Mereka kekal di dalamnya (Al Bayyinah [99]: 7 – 8).
  • Orang – orang yang berat timbangan kebaikannya, akan berada di surga, dalam kehidupan yang memuaskan (Al Qori’ah [101]: 6 – 7).

Ya Alloh, Dzat yang menguasai hati dan jiwa kami, ...

Teguhkanlah hati-hati kami pada agama-Mu, dan teguhkanlah hati kami dalam ketaatan kepada-Mu. Amin.


Bandung, Jawa Barat.

Disusun pada hari Selasa, 23 September 2008 (23 Ramadlan 1429 H).

Sabtu, 13 September 2008

Menyongsong Lailatul Qodr

Lailatul Qodr merupakan malam yang sangat mulia, malam diturunkannya Al Quran ke langit dunia. Malam Lailatul Qadr lebih utama dari seribu bulan (83 tahun 4 bulan). Pada bulan Ramadlan, terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan, Alloh Subhanahu wa Ta’ala memberikan kesempatan kepada ummat Islam untuk mendapatkan keutamaan Lailatul Qadr tersebut. Sebagai insan muslim, seyogyanyalah kita berlomba-lomba menyongsong malam Lailatul Qadr tersebut dengan memperbanyak amal shalih.


Berikut penulis kutipkan ayat-ayat Al Quran dan hadits-hadits Rasulullah yang menjelaskan malam Lailatul Qadr tersebut. Penulis mengutip dari situs http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=989.


1. Keutamaan Lailatul Qadr
Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadr dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (yang artinya):
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur`an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (Al-Qadr:1-5)

2. Waktunya
Pendapat yang paling kuat, terjadinya Lailatul Qadr itu pada malam di akhir-akhir bulan Ramadhan sebagaimana ditunjukkan oleh hadits 'A`isyah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda:

تَحَرَّوْا (وَفِيْ رِوَايَة: اِلْتَمِسُوْا) لَيْلَةَ القَدْرِ فِي الوِتْرِ مِنَ العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
"Carilah Lailatul Qadr di malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan." (HR. Al-Bukhariy no.2017 dan Muslim no.1169)
Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, maka janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, berdasarkan riwayat dari Ibnu 'Umar, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

اِلْتَمِسُوْهَا فِي العَشْرِ الأَوَاخِرِ (يَعْنِي لَيْلَةَ القَدْرِ) فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ البَوَاقِي
"Carilah di sepuluh hari terakhir, jika salah seorang di antara kalian tidak mampu atau lemah maka jangan sampai terluput dari tujuh hari sisanya." (HR. Muslim no.1165)

Telah diketahui dalam Sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para shahabat. Dari 'Ubadah bin Ash-Shamit, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar pada Lailatul Qadr, lalu ada dua orang shahabat berdebat, maka beliau bersabda:
"Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang Lailatul Qadr, tetapi fulan dan fulan berdebat hingga diangkat (tidak bisa lagi diketahui kapan kepastian lailatul qadr terjadi), semoga ini lebih baik bagi kalian, maka carilah pada malam 29, 27 dan 25." (HR. Al-Bukhariy 2023)

Banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa Lailatul Qadr itu terjadi pada sepuluh hari terakhir, hadits yang lainnya menegaskan di malam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadits yang pertama sifatnya umum sedangkan hadits kedua sifatnya khusus, maka riwayat yang khusus lebih didahulukan daripada yang umum, dan telah banyak hadits yang lebih menerangkan bahwa Lailatul Qadr itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan (malam ke-25, 27 dan 29), tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah. Maka dengan penjelasan ini, cocoklah hadits-hadits tersebut dan tidak saling bertentangan.

3. Bagaimana Mencari Lailatul Qadr?
Sesungguhnya malam yang diberkahi ini, barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Oleh karena itu dianjurkan bagi muslimin agar bersemangat dalam melakukan ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadr seperti melakukan shalat tarawih, membaca Al-Qur`an, menghafalnya dan memahaminya serta amalan yang lainnya, yang dilakukan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala-Nya yang besar. Jika dia telah berbuat demikian maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barangsiapa shalat malam/tarawih (bertepatan) pada malam Lailatul Qadr dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Al-Bukhariy 38 dan Muslim no.760)

Disunnahkan untuk memperbanyak do'a pada malam tersebut. Diriwayatkan dari 'A`isyah, dia berkata: Aku bertanya: Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku tahu kapan Lailatul Qadr (terjadi), apa yang harus aku ucapkan? Beliau menjawab: "Ucapkanlah:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
"Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku." (HR. At-Tirmidziy 3760 dan Ibnu Majah 3850, sanadnya shahih)

Saudaraku, setelah engkau mengetahui bagaimana keadaan malam Lailatul Qadr (dan keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada sepuluh malam terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi wanita, perintahkan kepada istrimu dan keluargamu untuk itu, perbanyaklah perbuatan ketaatan.
Dari 'A`isyah berkata:
"Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila masuk pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, dan bersungguh-sungguh serta mengencangkan kainnya (yaitu menjauhi istri-istrinya untuk konsentrasi beribadah dan mencari Lailatul Qadr)." (HR. Al-Bukhariy no.2024 dan Muslim no.1174)

4. Tanda-tandanya
Dari Ubaiy, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Pagi hari malam Lailatul Qadr, matahari terbit tidak ada sinar yang menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi." (HR. Muslim no.762)
Dan dari Ibnu 'Abbas, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Malam Lailatul Qadr adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, dan keesokan harinya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan." (HR. Ath-Thayalisiy 349, Ibnu Khuzaimah 3/231 dan Al-Bazzar 1/486, sanadnya hasan)

Semoga kita semua dimudahkan oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala untuk memperbanyak amal shalih pada malam-malam terakhir bulan Ramadlan 1429 H pada tahun ini. Ya Alloh, tunjukkanlah kami pada jalanmu yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai, dan bukan pula jalan orang-orang yang tersesat. Amin…

Bandung, Jawa Barat.

Dengan rahmat Alloh Subhanahu wa Ta’ala…

Disusun pada hari Sabtu, 13 Ramadlan 1429 H.